Inilah 8 Fakta Seputar Perusahaan Vaksin Moderna, Pencetus Vaksin Corona
Perusahaan vaksin Moderna mengumumkan bahwa vaksin corona yang perusahaan tersebut ciptakan telah berhasil menghasilkan antibodi anti-korona. Khususnya pada orang dewasa dan lansia dalam uji klinis pendahuluan. Sebagai salah satu pelopor dalam pengembangan vaksin corona, berikut ini kumpulan fakta tentang perusahaan pengimun ini beserta kandidat temuannya.
Pengembang Vaksin Corona Pertama dalam Uji Klinis pada Manusia
Perusahaan yang didirikan 10 tahun lalu dan berkantor pusat di Massachusetts, AS. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan bioteknologi yang melakukan uji klinis pertama terhadap kandidat vaksin coronanya di Seattle pada 16 Maret 2020.
Vaksin Moderna RNA Disebut mRNA-1273
Untuk mengembangkan pengimun yang efektif, berbagai platform teknologi pengembangan telah digunakan. Dari metode tradisional (seperti menonaktifkan virus) hingga metode teknologi tinggi (seperti rekombinasi dari protein menjadi pengimun DNA dan RNA).
Dalam hal pengembangan pengimun, perusahaan ini menggunakan platform pengimun RNA yang disebut mRNA-1273. mRNA-1273 ini berisi gen yang mengkode protein antigen milik Spike virus COVID-19 baru. Molekul RNA ini dikemas dalam nanopartikel yang disebut nanopartikel lipid (LNP).
Ahli Pengimun dan Terapi RNA untuk Berbagai Penyakit
Perusahaan ini mengutip situs resmi perusahaan dan tidak hanya mengembangkan pengimun RNA untuk melawan virus COVID-19, tetapi juga mengembangkan pengimun RNA untuk penyakit lain. Perusahaan ini memang berkomitmen untuk mengembangkan molekul RNA pengimun dan pengobatan penyakit menular, kanker, dan penyakit kardiometabolik langka.
Hasil Uji Klinis mRNA-1273 Menjanjikan
Saat ini, mRNA-1273 sedang diuji pada tahap akhir uji klinis. Hasil uji klinis awal positif. Menurut kabar terbaru, kandidat tersebut dapat memicu respons imun berupa antibodi penetral pada lansia berusia 56 ke atas.
Menurut penjelasan perusahaan tersebut, vaksin moderna tersebut juga tampaknya dapat ditoleransi dengan baik tanpa efek samping yang berbahaya. Beberapa pasien hanya menyampaikan keluhan menggigil, kelelahan, sakit kepala, serta nyeri di bagian suntikan. Pada Agustus lalu, perusahaan ini menyatakan bahwa sebagian besar gejala hilang dalam dua hari.
Trump Memesan 100 Juta Dosis Vaksin Moderna
Dilaporkan pada awal Agustus lalu Mantan Presiden AS, Donald Trump mengumumkan bahwa pemerintah AS berencana membeli 100 juta dosis vaksin Moderna. Totalnya senilai 1,53 miliar dolar AS atau 21,4 triliun rupiah (dengan asumsi nilai tukar 14.000 rupiah / dolar AS).
Amerika Serikat telah menginvestasikan 955 juta dolar AS (13,4 triliun rupiah) untuk mengembangkan pengimun perusahaan tersebut. Total investasi mendekati 2,5 miliar dolar AS (35 triliun rupiah).
Harga Pengimun Tersebut Adalah $ 32 Per Dosis
Awal bulan ini, perusahaan tersebut mengumumkan akan mematok harga pengimun sebesar US $ 32 hingga US $ 37 per dosis. Jika pembeliannya besar, maka harganya akan lebih murah.
Kapasitas Pembuatan Pengimun Mencapai 1 Miliar Dosis
Berdasarkan studi yang dirilis oleh McKinsey & Company, sebuah perusahaan konsultan manajemen global, kapasitas produksi perusahaan ini akan mencapai 1 miliar dosis pengimun pada tahun 2021. Hal ini sekitar 11,9% dari kapasitas produksi global.
Harga Sahamnya Melonjak 100%
Pengembangan pengimun virus COVID-19 perusahaan ini berimplikasi positif pada harga sahamnya. Pada Maret tahun lalu, saat mulai mengumumkan uji klinis awal, harga saham perusahaan ini mulai melambung tinggi.
Sepanjang tahun 2020, harga saham perusahaan ini telah melambung hingga 260%. Pada pertengahan Juli, harga saham perusahaan ini mencapai rekor tertinggi, melonjak 385% dibandingkan dengan open interest di awal tahun.
Itu tadi 8 fakta seputar perusahaan vaksin corona. Semoga perkembangan dunia medis semakin maju lagi dan pandemi COVID-19 segera berlalu.